Blogger templates

Wii Pointer #1 Tilt Normal

Kamis, 18 Agustus 2011

Apakah Tampang Masih Penting Saat Mencari Pasangan??

Siapa, sih, yang tak ingin mempunyai pasangan dengan wajah tampan serta fisik yang tegap dan sehat? Wajar jika Anda menginginkannya. Namun, jika hal ini menjadi kriteria utama saat mencari pasangan, wajar pula apabila hingga sekarang Anda tak juga memiliki pasangan. Mungkin Anda perlu mendengarkan pendapat Katherine Gould, penulis buku A Tiger in the Bedroom. Menurut dia, berfokus pada penampilan seseorang menandakan Anda masih membutuhkan inteligensi, intuisi, dan pikiran yang sehat saat mencari pasangan.

Nah, bagaimana mengetahui bahwa Anda terobsesi dengan tampang seseorang ketimbang kelebihan nonfisiknya yang lain? Berikut ini beberapa tandanya.

1. Anda cenderung mengabaikan kekurangan nonfisik pasangan.
Ketika pendapat atau ucapan si dia terdengar kurang menyenangkan, biasanya Anda akan berusaha untuk mengerti. "Mungkin dia lagi bete di kantornya," begitu Anda beralasan. Atau, Anda menyadari bahwa si dia gemar sekali tebar pesona meskipun sedang bersama Anda. Saat sedang kesal, ia kerap mencaci-maki Anda dengan kata-kata kasar, dan Anda lagi-lagi berusaha memahami kebiasaannya itu. Tampangnya yang sempurna dan kepandaiannya merebut kembali hati Anda memang membuat Anda selalu luluh dan memaafkan kekurangan nonfisiknya.

2. Anda fokus pada kekurangan yang terkecil saat mempertimbangkan apakah seseorang layak dikencani atau tidak.
Anda mempertimbangkan berbagai aspek dalam diri seorang pria, dan akhirnya berusaha menggugurkan dirinya sebagai calon kekasih karena tak suka kulitnya yang cenderung gelap. Atau, Anda langsung ilfil ketika mendengar komentar orang lain tentang pria idaman Anda, seperti, "Ih, hidung si Andre itu ternyata gede banget, ya?" Hubungan yang sejati seharusnya tidak bergantung pada hal-hal detail semacam itu. Artinya, penilaian Anda terlalu dangkal dan tidak berfokus pada apa yang membuat Anda dan si dia "klik".

3. Anda memilih pria-pria yang menarik untuk mendongkrak kepercayaan diri Anda yang rendah.
"Apakah Anda membutuhkan pasangan yang tampan untuk membuat Anda merasa lebih baik?" tanya Debbie Mandel, penulis Turn on Your Inner Light: Fitness for Body, Mind, and Soul.

Jika Anda merasa diri Anda menarik dan berdaya, Anda pasti akan mencari seseorang yang sama positifnya dengan Anda. Anda lalu mencari seseorang yang punya selera humor yang baik, seorang pendengar yang baik, dan sangat perhatian pada orang-orang di sekitarnya. Pada dasarnya, orang tersebut tahu bahwa apa pun yang dilakukannya akan berpengaruh pada orang lain.

Dengan kata lain, jika Anda merasa tidak puas dengan apa pun kecuali fisiknya yang keren, hal itu akan menunjukkan bagaimana diri Anda sebenarnya, bukan tentang si dia. Anda memilih pria ganteng ini dengan harapan dia akan memberikan "halo effect" pada Anda. Masalah Anda yang sebenarnya adalah kurangnya keyakinan diri, dan ini yang harus diatasi lebih dulu.

5 cara pria membuktikan cintanya

1. Ia mengingat hal-hal kecil tentang Anda.
Untuk membuktikan cintanya yang besar kadang-kadang pria tidak memberikan sesuatu yang besar. Misalnya, ia ingat pakaian apa yang Anda kenakan saat pertama kali berkencan dengannya. Ia tahu apa yang paling membuat Anda kesal, atau siapa penyanyi favorit Anda ketika masih remaja. Hal-hal ini menjadi tanda bahwa ia membuat suatu investasi nyata di dalam benaknya mengenai sesuatu penting bagi Anda. dengan sendirinya, hal itu juga penting baginya.

2. Ia melakukan tindakan "remeh" untuk Anda.
Tindakan ini normalnya tidak akan dilakukan seorang pria, seperti membelikan cookies untuk Anda karena teman-teman perempuannya juga membeli cemilan yang sama, membeli beberapa barang di minimarket sesuai daftar belanja dari Anda, atau mengusap-usap perut Anda ketika Anda mengeluh kram perut akibat datang bulan. Kebanyakan pria jarang menunjukkan perilaku romantis seperti ini, apalagi bila hubungan Anda dengannya sudah berjalan lama. Namun, inilah bukti bahwa Anda selalu ada di dalam pikirannya.

3. Ia menghadiri momen-momen penting Anda.
Anda memintanya untuk menemaninya makan bersama keluarga Anda (padahal ia sedang kelelahan), atau meminta waktunya untuk pernikahan sepupu Anda, padahal pada saat yang sama ada pertandingan bola yang ditunggu-tunggunya. Kesediaannya menemani Anda menunjukkan bahwa Anda lebih penting daripada segalanya. dan, pria tidak akan melakukan hal-hal seperti ini untuk sembarang orang. Hanya orang yang benar-benar dipedulikannya, yaitu Anda.

4. Ia rela mengorbankan perasaan atau kepentingannya.
Ingat ketika ia dengan sabar menunggui Anda yang sedang asyik shopping, padahal ia bosan setengah mati? Atau ketika ia menyimpan koleksi boneka Star Wars-nya ke dalam kardus karena Anda tidak menyukainya? Apapun yang dilakukan pria, dari mengurangi jadwal main tenisnya, hingga membatasi frekuensi merokoknya, merupakan tanda bahwa ia peduli. Jadi, jangan protes bila ia pun meminta Anda tidak sering-sering membeli pernak-pernik "enggak penting" yang lalu berserakan di kamar Anda. Tidak adil kan, bila hanya ia yang harus mengubah kebiasaannya?

5. Ia selalu menepati janjinya.
Pria paling menyebalkan bagi kaum perempuan adalah yang selalu datang terlambat saat janjian, membatalkan janji pada saat-saat terakhir, lupa menelepon, kehilangan nomor telepon Anda, dan lain sebagainya. Bila memang peduli, pria akan menepati apa yang dikatakannya. Setidaknya, bila ia tidak sanggup menepati janji karena masih ada urusan di kantor misalnya, ia akan berusaha menebusnya lain waktu. Bila berjanji menjemput Anda, ia tidak keberatan sampai di tempat tujuan lebih cepat daripada Anda, karena ia tidak ingin Anda termangu-mangu di pinggir jalan untuk menunggui Anda.

seorang mahasiswa melawan bapak dosen

Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang mahasiswa-mahasiswa nya dengan pertanyaan ini, “Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?”

Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, “Betul, Dia yang menciptakan semuanya.”

“Tuhan menciptakan semuanya?” Tanya professor sekali lagi.

“Ya Pak! semuanya.” kata mahasiswa tersebut.

Profesor itu menjawab, “Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan.”

Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut. Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia telah membuktikan kalau Keagamaan itu adalah sebuah mitos.

Lalu si anak dari jerman yang telah menjadi mahasiswa ini mengangkat tangan dan berkata, “Profesor, boleh saya bertanya sesuatu?”

“Tentu saja,” jawab si Profesor.

Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, “Profesor, apakah dingin itu ada?”

“Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Kamu tidak pernah sakit flu?” Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya.

Mahasiswa itu menjawab, “Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas.
Mahasiswa itu melanjutkan, “Profesor, apakah gelap itu ada?”

Profesor itu menjawab, “Tentu saja itu ada.”

Mahasiswa itu menjawab, “Sekali lagi anda salah, Pak. Gelap itu juga tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak. Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna. Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut. Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya.


Akhirnya mahasiswa itu bertanya, “Profesor, apakah kejahatan itu ada?”

Dengan bimbang professor itu menjawab, “Tentu saja, seperti yang telah kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan.”

Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab, “Sekali lagi Anda salah, Pak. Kejahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti dingin atau gelap, kajahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan. Tuhan tidak menciptakan kejahatan. Kejahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih Tuhan dihati manusia. Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya.


Profesor itu terdiam.

Dan Mahasiswa itu tak lain ialah seorang Albert Einstein.